Warga Nonmuslim di Arab Saudi Takjub Jumpai Pernak-Pernik Natal

Warga Nonmuslim di Arab Saudi Takjub Jumpai Pernak-Pernik Natal
Jakarta

Natal di Arab Saudi kali ini jauh berbeda. Orang asing yang merayakan Natal di negara itu dibuat takjub saat menjumpai deretan toko dengan pernak-pernik khas Natal.

Seperti dilansir Arab News dan The Straits Times, Minggu (26/12/2021) Arab Saudi di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman kian melonggarkan beberapa aturan agama. Putra Mahkota hendak membawa Arab Saudi ke arah yang lebih toleran dan moderat untuk menarik investasi asing dan turis. Tren keterbukaan dan toleransi yang lebih baik memang kini jadi agenda penting reformasi Kerajaan.

Suasana ‘ala’ Natal dalam setahun terakhir lebih terasa di Arab Saudi. Pajangan serba-serbi bertema Natal menghiasi etalase toko.

Salah satu yang merasakan perbedaan Natal di Arab Saudi adalah Maha Aljishi (36). Dia dan putrinya yang berusia 13 tahun dibuat takjub saat menemukan rumah roti jahe raksasa dan pajangan kawanan rusa kutub dengan kerlap-kerlip lampu di Riyadh Boulevard, sebuah kompleks perbelanjaan, makan, dan hiburan baru yang sangat besar di Arab Saudi.

“Apakah saya di Arab Saudi?” Aljishi bertanya-tanya dengan keras di Boulevard. “Apakah ini mimpi?”

“Saya berkata, ‘Hanya beberapa tahun yang lalu, ini semua haram,'” kenang Aljishi.

Diketahui otoritas bea cukai Saudi sempat memperingatkan melalui Twitter bahwa pohon Natal dilarang pada 2018. Akibatnya banyak pihak berkomentar miring soal larangan itu.

Namun pada Oktober 2020 lalu, toko perlengkapan pesta di Riyadh, Good Ship Lollipop, berani memajang empat pohon Natal, termasuk satu di jendela depan. Chris Congco, seorang karyawan, mengatakan dia menjual 30 pohon palsu tahun itu. Tapi kemudian, atas dorongan dari pihak berwenang, pemiliknya meminta agar pohon Natal diturunkan di jendela depan toko.

Tahun ini, Toko tersebut memutuskan untuk memajang pohon lagi, bersama dengan topi Santa, manusia salju dan ornamen lainnya bertema Natal. Selama sebulan terakhir, barang-barang Natal menyumbang sekitar 70 persen dari penjualan, dibeli oleh beberapa orang Saudi dan juga oleh ekspatriat.

Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) yang telah tinggal di Arab Saudi selama tujuh tahun juga menceritakan tanggapannya soal suasana baru Natal di negara tersebut. Sydney Turnbull mengatakan kepada Arab News bahwa Natal dalam beberapa tahun terakhir jauh lebih terbuka. “Tahun ini, khususnya, mungkin merupakan tampilan Natal yang paling umum,” kata Turnbull.

“Dari melihat kafe dan restoran berubah menjadi negeri ajaib musim dingin, manusia salju berhiaskan permata, dekorasi, dan ornamen untuk dijual, dan Starbucks menawarkan minuman liburan dalam cangkir bertema liburan Natal, yang sama dengan yang dimiliki teman dan keluarga saya di rumah.

“Saya sempat ragu dan terkesima saat melihat Bateel (kafe dan restoran lokal) sekarang menawarkan kalender adven. Kemarin, saya menerima email dari restoran top di Riyadh yang menawarkan perayaan Malam Tahun Baru. Ini tidak akan pernah terdengar beberapa tahun yang lalu.” ceritanya.

Lihat juga video ‘Aktivitas Warga Dibatasi, Malam Natal di Kota Lisbon Portugal Sunyi’:

[Gambas:Video 20detik]

https://news.detik.com/internasional/d-5871224/warga-nonmuslim-di-arab-saudi-takjub-jumpai-pernak-pernik-natal