Cerita Gereja di Banyuwangi Rancang Pernak-Pernik Natal Dengan Sembako

Cerita Gereja di Banyuwangi Rancang Pernak-Pernik Natal Dengan Sembako

Cerita Gereja di Banyuwangi Rancang Pernak-Pernik Natal Dengan Sembako

BANYUWANGI – Natal selalu identik dengan berbagai hiasan mentereng untuk untuk menambah kesan semarak. Mulai dari lonceng, karangan bunga dan lampu-lampu bahkan pohon yang terbuat replika agaknya adalah hal yang wajib ada selama perayaan natal tersebut. 

Tapi tunggu, perayaan Natal tahun 2021 di Gereja Katolik Maria Ratu Damai Banyuwangi diwarnai pernak-pernik berbeda. Dekorasi natal mulai dari gerbang, kandang dan pohon dibuat tak seperti biasanya. Panitia tidak membuatnya dari karangan bunga-bungaan melainkan dari beragam jenis sembako.

Ya, pohon natal dibuat menjulang tinggi menggunakan susunan 300 minyak goreng kemasan. Gapura atau gerbang natal dibuat menggunakan susunan ribuan mie instan, kecap bahkan susu bubuk kemasan. Selanjutnya kandang Natal juga dibuat megah menggunakan susunan ribuan kilogram beras gula dan beragam kebutuhan dapur lainnya. 

Ketua Panitia Natal Gereja Katolik Maria Ratu Damai, Arnoldus Yansen mengatakan dalam perayaan natal tahun ini jemaat gereja ingin mengusung konsep berbagi. Sehingga dipilih dekorasi dari ragam sembako karena dinilai akan lebih bermanfaat.

“Kami para jemaat bermusyawarah. Akhirnya dibuatlah dekorasi dari sembako karena dirasa lebih bermanfaat. Setelah acara ini selesai tepatnya pada 8 Januari 2022 nanti sembako ini akan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan baik itu yang Katolik maupun non Katolik,” kata Arnoldus Yansen, Jum’at (24/12/2021).

Yansen mengatakan beragam jenis sembako tersebut didapat dari swadaya jemaat gereja. Sesuai kemampuan jemaat dan tidak ada paksaan.

“Ini semua sumbangsih dan swadaya dari seluruh umat,” ujarnya.

Untuk teknis pelaksanaan, misa natal akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jemaat yang tengah sakit diimbau untuk tidak mengikuti misa natal. Vaksinasi menjadi syarat wajib bagi jemaat.

Misa natal akan dibuat menjadi dua sesi. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan. Sebab total jemaat di gereja tersebut mencapai 1.200 an orang.

“Misa sesi pertama dilakukan Jumat malam dan sesi kedua dilakukan Sabtu pagi. Bagi jemaat yang sudah mengikuti misa malam di kami imbau untuk tidak ikut di misa pagi. Kita berikan kesempatan bagi jemaat yang lain,” pungkasnya.

Tags

Anda Sedang Membaca:

Cerita Gereja di Banyuwangi Rancang Pernak-Pernik Natal Dengan Sembako

https://www.suarajatimpost.com/news/cerita-gereja-di-banyuwangi-rancang-pernakpernik-natal-dengan-sembako